πππππππ πππππ πππππππ ππππ..
π³π ππππππππππ πππππ πππ πππππππ..
πΌππππππππ πππππ π’πππ πππππ πππππππ..
π³π ππππ ππππππ π’πππ πππππππ ππππ..
πππ πππππ ππππ πππ ππππππππ..
π³ππππππ ππππππππ π’πππ πππππππππ..
ππππ π’πππ πππππ πππππ πππππππππππ..
πΌππππππππππ πππππ ππππππ..
πΌππππππ ππππππππ π’πππ πππππ ππππππππ .
Melupakan
Ku harus belajar melupakanmu
Meski rasa ini sangat berat
Aku tak ingin terus meratapi
Mengenang kenangan yang terlalu lama
Kita pernah bersama, tertawa dan bercanda
Namun kini hanya tinggal kenangan yang ada
Ku harus menerima kenyataan yang tak terelakkan
Bahwa kita kini berjalan di jalur yang berbeda
Mataku sering terpejam, membayangkan senyummu
Mendengar suara mu dan ceritamu
Namun ku sadar, semua itu takkan kembali lagi
Dan ku harus belajar untuk melangkah maju
Meski ku tak ingin melepaskanmu dari ingatan
Ku tahu harus memulai yang baru
Membuka lembaran hidup yang baru
Tanpa rasa sedih dan penyesalan yang lama
Dan suatu saat nanti, ku yakin akan terbiasa
Membiasakan hidup tanpamu di sisi
Ku harus belajar melupakanmu
Meski rasa ini sangat berat, namun ku percaya ku bisa..
Pinggiran tol, 18 April 2023
Selamat tinggal
Kita sudah lama kenal dan berteman
Saling berbagi cerita sedih dan senang
Namun takdir berkata lain
Perpisahan menjadi keharusan
Kenangan indah bersamamu
Akan selalu ku kenang dan kuingat
Namun sedih hati ini teriris
Ketika harus melupakanmu perlahan
Seperti sang surya yang takkan kembali
Malam pun datang,
kita harus berpisah
Hingga kini aku masih menangis
Merasa kehilanganmu dalam hidupku
Sekarang kucoba tegar dan kuat
Menjalani hari tanpamu di sisi
Namun di setiap detik hidupku
Engkau tetap terkenang dan ku kenang..
Tatapan II
Di tengah sunyi yang begitu meresap, terdapat keheningan yang membeku di tempatku berdiri. Aku tak menunggu apapun, tak merasa ada yang bisa kuharapkan. Namun dari kejauhan, kurasakan sosokmu mulai mendekatiku. Awalnya, aku acuh dan tak memperhatikan siapa dirimu.
Namun kini, kau berdiri satu meter di depanku dan aku tak bisa lagi mengabaikanmu. Aku melirikmu sejenak dan kutahu bahwa kau melihatku. Beberapa detik terlewati, aku memandangmu lebih lama. Kini kita saling menatap, cukup lama, dengan tatapan kosong.
Tatapan kita berubah, kini penuh dengan pertanyaan. Siapa kau? Apakah kita saling kenal? Itu yang kufikirkan dan kutahu bahwa itu juga terlihat di matamu. Meski begitu, kita tak saling menyapa, hanya saling menatap.
Aku mencoba berbicara lewat mata, namun itu sia-sia. Tak ada yang terucapkan, hanya saling menatap. Namun, ada yang berbeda saat ini. Kita menatap dengan senyuman, tetap tanpa kata. Kita saling memandang cukup lama, dan aku merasakan rasa mulai muncul. Namun, aku tak tahu rasa apa ini. Suka, kagum, atau bahkan cinta?
Entah bagaimana denganmu, aku masih tak tahu. Namun, aku tak peduli dengan rasa itu. Aku hanya menikmati keindahan matamu, sebuah karya seni yang sangat indah bagiku. Terkadang, aku berfikir untuk memilikimu, tapi kutahu tak akan ada saling memiliki dalam hal ini.
Keindahan sebuah seni bisa dinikmati tanpa perlu dimiliki, sama seperti dirimu. Aku mengagumi keindahanmu tanpa perlu memilikinya. Jadi, izinkanlah aku tetap menatap keindahanmu, seolah aku menikmati sebuah karya seni yang tiada duanya.
Kopi kedamaian
Kopi malam tanpa cerita,
Hanya pahit yang terasa,
Angin malam yang bertiup lembut,
Menemani dalam keheningan.
Tak apa, kita nikmati saja,
Kopi pahit yang ada di sini,
Sambil menikmati hembusan angin,
Dan melupakan segala cerita.
Biarkan malam mengalir dengan sendirinya, Kita hanya perlu menikmatinya,
Kopi dan angin sebagai teman setia,
Membawa kedamaian dan ketenangan di malam yang sunyi.
Cerita kardus – bayangmu

Menatap dalam kelamnya jiwa..
Duduk pasrah diterpa rintik sinar bintang..
Jauh mata memandang melewati batas galaksi..
Mencari suatu bayangan diluar sana..
Menelusuri tiap pemandangan yang terang..
Merasakan suara terkecil dalam hati..
Cerita kardus – khayalan buruh

Berawal dari keheningan dini hari..
Ku menyapa bintang yang kian pergi..
Dengan embun ku basuh muka yang mengering..
Menyusuri meja dengan sebuah piring..
Semua rasa kini bersama semakin sering..
Tanpa kata ku hanya menatap dengan kepala miring..
Terduduk bingung tanpa mengerti..
Karena kantuk menyerang tanpa henti..
Mentari kini bangkit dari peraduan..
Manusia mulai gentayangan..
Mencari rezeki menanti Rahmat diharapkan..
Menanti nikmat tiada tara meski ini bukan tentang kekayaan materi..
Cerita kardus – Senyuman Waktu itu

Waktu..
Terus berjalan..
Ku masih terduduk diam..
Dalam waktu yang terus bergerak..
Tanpa mempedulikan kehadiranku yang terus menatapinya..
Diam-diam terus menatap nya..
Mencoba memahami tiap bahasanya..
Namun ku tak mampu mengartikan tiap senyum nya..
Terkadang ia tersenyum cepat..
Ada saatnya ia tersenyum lambat..
Bahkan senyumnya seakan terhenti sesat..
Menyisakan sejuta misteri..
Sampai akhirnya tak terungkapkan arti senyumannya..
Cerita kardus – Melamun santai

Minggu kedua bulan terakhir di penghujung tahun..
Resah menanti dan terus melamun..
Bersama nasib yang masih melangkah santun..
Skema kabar resah yang tak tersusun..
Semoga bikan cerita pedih yang beruntun..
Menghapus kisah yang menghilang seperti embun..
Meraba kenangan seperti mata rabun..
Berharap lembaran baru segara terbangun..
Menjadi cerita indah yang membuat tertegun..
Cerita kardus – senyum

Bayangan semu tampak berbinar..
Melayang pandang lirikan bersamar..
Tak mampu meraba dengan benar..
Itu senyum manis bersebar..
Atau senyum hambar bertebar..
Ku menanti dengan sabar..
Menunggu senyum pasti bertanya kabar..